ILMU KEBAL BUKAN ILMU HIKMAH DAN BUKAN KAROMAH/MAUNAH
(Sebuah tinjawan dalil Akli/akal)
........................................................................................
Pada era Rasulullah, saat dakwah Islam mulai disebarkan, banyak terjadi
gesekan dengan agama lain yang lebih dahulu berkembang di Mekkah atau
Madinah dan wilayah sekitarnya. Mereka yang tidak rela saat melihat
Islam terus melaju dan berkembang, mulai melakukan intimidasi, teror
dan... sabotase. Tidak hanya sebatas ancaman dan gertakan, tetapi sudah
sampai pada tindak kekerasan dan teror fisik. Beberapa pengikut
Rasulullah mulai syahid berguguran dalam rangka mempertahankan akidah
Islam mereka
Intimidasi kaum kafir terhadap orang-orang muslim
tidak hanya terjadi di Mekkah. Setelah mereka hijrah ke Madinah pun
teror itu terus berlanjut. Akhirnya perang demi perang tak terelakkan.
Orang kafir berusaha menghentikan dakwah Rasulullah, sementara itu
Rasulullah dan para sahahabatnya bertekad untuk terus menyebarkan ajaran
Islam sampai titik darah pengahabisan.
Saat itu jumlah umat Islam
masih sangat sedikit, berbeda sangat jauh dibanding jumlah mereka yang
kafir dan memusuhi Islam. Dalam Perang Badar (perang yang pertama),
jumlah pasukan Islam 313 orang. Sedangkan jumlah pasukan orang kafir
1300 orang, dilengkapi dengan kendaraan perang yang memadahi dan
senjata-senjata perang yang lebih dari cukup.
Sedangkan dalam
Perang Uhud, jumlah pasukan Islam 700 orang yang mulanya berjumlah 1000
orang. Sementara pasukan kafir berjumlah 3000 orang, dengan menggunakan
3000 ekor unta, 200 ekor kuda dan dilengkapi 700 baju besi. Sungguh
merupakan kekuatan bilangan yang tak sebanding. Paling tidak, satu
pasukan muslim harus berhadapan dengan 3 orang lebih.
Dalam kondisi
seperti itu, apakah Rasulullah mengajarkan kepada para shahabatnya ilmu
yang mampu membuat kulit mereka kebal senjata tajam? Agar mereka sanggup
menghadapi kekuatan lawan yang berlipat-lipat dengan persenjataan yang
lebih lengkap. Tidak, sekali lagi tidak. Tidak ada kitab sejarah yang
terpercaya dan menceritakan hal-hal seperti itu. Justru malah
sebaliknya, kitab-kitab sejarah itu mengabarkan puluhan shahabat
Rasulullah yang syahid di medan perang karena tikaman senjata lawan.
Ratusan shahabat yang terluka, terkena sabetan dan goresan serta
tusukan senjata lawan. Bahkan Rasulullah sendiri, giginya patah kena
panah, tubuhnya juga bersimbah darah.
Apakah Rasulullah tidak tahu
bahwa ada ilmu Hikmah yang bisa membuat kulit seseorang kebal senjata
tajam. Apakah Anda punya pikiran bahwa Rasulullah sebodoh itu?
Rasulullah adalah orang yang paling dikasihi dan dicintai oleh Allah.
Begitu juga para shahabatnya, mereka adalah generasi terbaik dan paling
dicintai oleh Allah SAW dan rasul-Nya. Kalau memang ada ilmu yang bisa
membuat badan kebal senjata tajam, pasti Allah akan memberikannya kepada
hamba-hamba-Nya yang dicintainya.
Agar jumlah umat Islam yang berperang mempertahankan kesucian agama-Nya tidak berkurang atau mati disebabkan senjata lawan.
Bahkan sejarah Islam telah mencatat, paman Rasulullah yang bernama
Hamzah bin Abdul Mutthalib yang bergelar `Singa Allah', mati syahid oleh
senjata musuh. Umar bin Khatthab, mertua Rasulullah yang gagah berani,
syetan pun takut berpapasan dengannya. Utsman bin `Affan, menantu
Rasulullah yang bergelar `Pemilik dua cahaya'. Ali bin Abi Tahlib,
menantu Rasulullah yang menjadi khalifah Rasul yang keempat. Semua sosok
mulia itu matinya disebabkan tikaman senjata lawan. Mereka tidak kebal,
kulit-kulit mulia mereka bisa dirobek senjata. Masih banyak lagi
shahabat Rasulullah lainnya, hamba-hamba Allah yang paling bertakwa,
melalui siang dengan puasa, melewati malam dengan tahajjud, yang mati
syahid di ujung senjata musuh. Radhillohu `anhum aua radhu `anhu.
Kalau memang ilmu kesaktian dan kekebalan yang mereka namakan dengan
ilmu Hikmah itu hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang bersih
hatinya, takwa derajatnya. Seharusnya para shahabat Rasulullah itulah
yang lebih berhak memilikinya. Karena mereka pribadi yang paling
bertakwa, kemuliaan mereka diakui oleh Allah dan rasul-Nya. Untuk ilmu
seperti itu kalau ada, era mereka lebih membutuhkan untuk mensiarkan
Islam, menegakkan panji-panji Allah di bumi ini. Tetapi kenyataannya
tidaklah seperti itu. Meskipun begitu, Allah tidak meninggalkan mereka,
pertolongan Allah selalu bersama mereka. Sehingga hampir di setiap
peperangan dan pertempuran, mereka selalu menang. Meskipun dalam setiap
peperangan itu, ada di antara mereka yang mati, dan ada yang terluka.
Akhirnya siar Islam terus berkembang sampai ke zaman kita ini, dan
sampai kiamat nanti.
Di sisi lain, kita tidak bisa menutup mata atau
menafikan akan adanya cerita tentang nenek moyang kita yang katanya
sakti mandraguna, kebal senjata tajam atau tidak mempan timah panas.
Sampai sekarang juga, fenomena itu terkadang masih kita saksikan
keberadaannya di tengah masyarakat. Ada atraksi kekebalan, pamer
kesaktian dan unjuk kekuatan.
Media massa pun ramai mengekspos
kehebatan mereka, dengan julukan si manusia digdaya, orang hebat, jawara
pilih tanding, pendekar sakti mandraguna, makhluk terkuat, atau sosok
yang luar biasa.
Meskipun kita tidak tahu secara persis, bagaimana
orang-orang itu memperoleh 'kesaktiannya'. Ritual apa saja yang telah
mereka jalani. Lelaku apa saja yang telah mereka lakoni. Apakah yang ada
di hadapan kita itu hanya intrik atau memang mistik.
Apakah atraksi
kehebatan yang ada itu sihir atau permainan alat-alat mutakhir. Yang
kita tahu hanya, Mereka sekarang sudah menjadi orang hebat, lalu kita
ingin meniru kehebatannya. Ingin belajar dan berguru kepadanya'.
Akhirnya, ilmu agama kita abaikan dan kita remehkan.
Sementara ilmu kesaktian, kita cari-cari dan kita pelajari. Innalillahi wa innna ilaihi rajiun.
Pertanyaan yang mendasar sekarang adalah, kalau di zaman Rasulullah dan
para shahabatnya, ilmu kesaktian dan kedigdayaan seperti itu tidak
diajarkan, lalu sekarang kita mengenal adanya ilmu semacam itu, "Dari
mana datangnya ilmu tersebut, siapa yang meramunya dan siapa yang
mengajarkannya pertama kali?
Mengapa ilmu itu dimasukkan ke
dalam ilmu Hikmah sehingga merancukan pengertian ilmu Hikmah yang
terkandung dalam al-Qur'an? Apakah ini merupakan upaya musuh-musuh Islam
untuk memalingkan para generasi Islam dari syaria't dan sunnah
Rasulullah Atau ilmu seperti itu merupakan penestrasi ajaran agama lain
ke Islam, atau akulturasi budaya nenek moyang yang diklaim sebagai
bagian ajaran Islam oleh orang-orang Islam sendiri? Sungguh merupakan
pertanyaan yang jawabannya memerlukan kajian yang panjang dan
melelahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar