Minggu, 25 September 2011

AKAR-AKAR PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN DAN AL-HADITS

BAB I
PENDAHULUAN
Al-Quran merupakan Kalamullah, yang mempunyai essensi tentang ketentuan dan pedoman bagi segenap manusia agar mampu melaksanakan syariat islam dengan benar. Tentunya pedoman semestinya diimplementasikan secara kaffah, baik yang menyangkut masalah sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, pertahanan, dan keamanan, maupun pendidikan.
Kedudukan al-qur’an sebagai sumber pokok pendidikan islam dapat
difahami dari ayat : Dan kami tidak menurunkan kepadamu al-kitab (al-qur’an)
ini, melainkan agarkamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajar orang- orang yang mempunyai fikiran.
Menurut Abu Hasan ‘Ali An-Nadwi bahwa pendidikan dan pengajaran umat islam itu harus berpedoman kepada aqidah islamiyyah yang berdasarkan al-qur’an dan al-hadits.
Dalam perkembangan sejarah peradaban islam sejak masa Nabi s.a.w. sampai masa keemasan islam di tangan bani Abbas, kata tarbiyat tidak pernah muncul dalam literatur pendidikan. Barulah pada abad modern ini kata tarbiyat mencuat ke permukaan sebagai terjemah dari kata dalam bahasa inggris, yaitu “education “.
Pada masa klasik, kata ta’dib digunakan untuk menujukan makna
pendidikan, dan kata tersebut termaktub dalam sebuah hadits :
Tuhanku telah mendidikku sehingga menjadikan pendidikanku yang terbaik
Pengertian semacam ini digunakan sepanjang masa keemasan islam, sehingga ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh akal manusia di sebut dengan “Abad”, dan penginstilahan ini berlaku pada ilmu-ilmu yang berkaitan langsung perihal keislaman maupun diluar bidang keislaman.
Kemudian para ulama melakukan proses spesifik terhadap ilmu pengetahuan, sehingga kata “adab” atau “ta’dib” jadi menyempit dan hanya dipakai untuk menunjuk kesusastraan dan etika. Konsekuensinya, ta’dib sebagai konsep pendidikan islam hilang dari peredaran dan tidak dikenal lagi. Maka, ketika ahli pendidikan islam bertemu dengan istilah“education” pada abad modern, mereka langsung menerjemahkannya dengan tarbiyat tanpa penelitian yang mendalam, padahal makna pendidikan dalm islam tidak sama dengan “education” yang dikembangkan di Barat.
Konsepsi tentang pendidikan islam pada masa ini, sudah terhegemoni oleh konsepsi-konsepsi pendidikan dunia barat, dan perlu adanya suatu rekontruksi pendidikan islam dan melakukan proses furifikasi ataupan melacak lewat kerangkan filosofis terhadap pendidikan islam agar sesuai dengan konsep-konsep yang diajarkan oleh Al-qur’an dan al-hadits.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar