Rabu, 15 Mei 2013

APAKAH KITA TIDAK MENYADARINYA?


Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh..

Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Apakah manusia itu tidak melihat bahwa Kami menjadikannya dari air mani? Tetapi, lihatlah, dia telah menjadi pembangkang yang terang-terangan....”. (Yaa Sien ayat 77). Apabila manusia menyadari ayat ini diharapkan tidak bersikap sombong dengan kedudukan dan nikmat yang diperolehnya. Namun, kenyataannya kebanyakan manusia kehilangan sikap keseimbangan, tidak tahu diri, lupa daratan lupa lautan, malah kadang-kadang membangkang atau ingkar kepada Yang Menciptakannya, yang telah begitu kasih sayangnya mencurahkan nikmat yang melimpah ruah kepadanya, baik dalam bentuk kekayaan, kekuasaan, kesehatan maupun keistimewaan lainnya. Walaupun manusia berasal dari zat yang kotor, hina dan rendah, namun Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengangkatnya ke suatu tempat yang tinggi dan terhormat, menjadi makhluk sempurna, sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya, “Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dari kebanyakan makhluk-makhluk yang Kami ciptakan, dengan kelebihan yang sempurna” (Al-Isyra’ ayat 70). Salah satu diantara fungsi manusia adalah sebagai khalifah di muka bumi ini, seperti dinyatakan dalam Surat Al-An’am ayat 165, “Dan Dia (Allah) yang menjadikan kamu sebagai Khalifah di muka bumi ini. Sebagian kamu dinaikkan Allah beberapa tingkatan dari yang lain, karena Allah hendak menguji kamu tentang apa yang telah dikaruniakan-Nya kepada kamu”.

Khalifah di muka bumi ini tidak diperkenankan pengertiannya secara harfiah yaitu “wakil tuhan”, karena pada hakekatnya manusia itu adalah hamba Allah yang tunduk secara mutlak di bawah lindungan dan kekuasaan-Nya, harus berbuat dan bertindak menurut keridhoan-Nya. Untuk itu, manusia haruslah melaksanakan segala sesuatu yang diridhoi Allah, menjalankan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan-Nya,bersikap loyal dan berlaku patuh. Diceriterakan dalam Al-Qur’an bahwa ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan maksudnya untuk menjadikan manusia memegang kedudukan sebagai khalifah di muka bumi ini, timbul reaksi dari para malaikat. Mereka merasa heran, kenapakah manusia yang dipilih Allah Subhanahu wa Ta’ala, padahal para malaikat lebih berhak, selalu loyal. Namun setelah dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka para malaikat mengerti dan memahaminya. Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan mereka untuk bersujud kepada Adam, maka para malaikat mematuhinya, dan yang membangkang adalah Iblis sehingga mulai saat itulah iblis menjadi musuh manusia sampai akhir jaman. Iblis merupakan musuh dalam selimut yang setiap detik mempengaruhi dan menyeret manusia agar melakukan kejahatan untuk menggagalkan misi manusia sebagai khalifah di muka bumi.

Tugas dan kewajiban yang terpenting dari seorang khalifah di muka bumi diantaranya adalah menegakkan kebenaran dan menguasai hawa nafsu. Hal inilah yang secara khusus Allah Subhanahu wa Ta’ala menyampaikan kepada Nabi Daud sebagaimana firman-Nya “Hai Daud, sesungguhnya Kami jadikan engkau khalifah di muka bumi. Sebab itu, berikanlah keputusan (hukum) diantara manusia dengan kebenaran dan janganlah engkau memperturutkan kemauan hawa nafsu, nanti engkau akan disesatkannya dari jalan Allah” (Shad ayat 26).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar