Rabu, 15 Mei 2013

MENGUNGKAP ARTI CINTA

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Al-Qur’an menyebut CINTA yaitu hubb yang deviasinya sebanyak 83 kali, sedangkan lawannya adalah BENCI, bugd-bagda’ sebanyak lima kali. Kata yang berdekatan dengan bugd adalah sukht, disebut sebanyak empat kali, lawan katanya adalah rida, terulang sebanyak 73 kali. Hubb dan mahabbah seakar dengan habb, yang artinya biji atau inti. Hubb disebut habbat al-qaib, biji atau inti hati karena serupaan aktivitasnya. Perasaan cinta antara laki-laki dengan perempuan dalam Al-Qur’an, disebut mawaddah, rahmah (AR-RUUM ayat 21), syaghafa (YUSUF ayat 30), mail (AN-NISAA’ ayat 129), dan hubb-mahabbah (YUSUF ayat 30). Dengan demikian, istilah cinta itu berbeda-beda, sehingga menunjukkan kedalaman dan ragamnya arti CINTA.

CINTA memang memiliki dimensi yang sangat luas dan mendalam. CINTA dalam bahasa Arab diungkap dalam tiga kelompok karakteristik, yaitu apresiatif (ta’dzim), penuh perhatian (ihtimamam), dan cinta (mahabbah). Ketiganya ini terkumpul dalam ungkapan mahabbah. Orangnya disebut habib, habibah atau mahbub. Secara lebih spesifik, bahasa Arab menyebut dengan 60 istilah jenis cinta, seperti ‘isyqun (dalam bahasa Indonesia menjadi asyik), hilm, gharam (asmara), wajd, syauq, lahf, dan sebagainya. Meski istilah isyq tidak terdapat dalam Al-Qur’an, namun para sufi memandang istilah ini tidak bertentangan artinya dengan mahabbah. Menurut Rumi, ‘isya juga mahabbah dalam peringkat yang lebih tinggi dan membakar kerinduan seseorang sehingga bersedia menempuh perjalanan jauh menemui kekasihnya. Dalam tasawuf, kecintaan kepada Allah adalah puncak perjalanan manusia, puncak tujuan seluruh maqam. Setelah mahabbah (cinta), tidak ada lagi maqam lain, kecuali buah mahabbah itu sendiri, seperti syauq (kerinduan), uns (kemesraan) dan rida. Tidak ada maqam kecuali pengantar-pengantar kepadanya seperti taubat, sabar dan zuhud.
Cinta Allah kepada manusia tak terpisah dari cinta manusia kepada-Nya. Al-Qur’an menegaskan, “Hai orang-orang yang beriman. Barangsiapa diantara kamu murtad dari agamanya, Allah akan mendatangkan golongan lain. Ia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya”. “Rendah hati terhadap sesama mukmin dan bersikap keras terhadap orang kafir, berjihad di jalan Allah, tiada takut akan celaan orang yang suka mencela. Inilah karunia Allah yang akan diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Allah meliputi segalanya dan Ia Mahatahu: (Al-Maidah ayat 54). Mukmin yang mencintai Allah dan Rosul-Nya melebihi cintanya kepada apa saja. Orang beriman mencintai Allah tanpa pamrih, sehingga cinta mereka lahir dan bukti-bukti yang mereka yakini serta pengetahuan tentang sifat-sifat-Nya.

Ada dialog arti cinta yang ditulis oleh Strawberry. Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”, lalu satu demi satu mereka menjawabnya.
• Bumi menjawab, “CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia memang diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Pikir Cinta hanya memberi, dan itu sajalah inginnya.”
• Air menjawab, “CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan akan keterikatan, kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan
• Api menjawab, “CINTA adalah panas yang membakar segala, ia memusnahkan untuk dapat hidup dan menyala. Demi merasakannya, makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”
• Angin menjawab, “CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpanya segala raga akan hampa.”
• Langit menjawab, “CINTA adalah luasan tanpa batas. Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali bahwa cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu
• Matahari menjawab, “CINTA adalah hidup untuk memberi energi kehidupan dan cahaya harapan. Ia tak akan lelah memberi sampai ia padam dan mati.”
• Pohon menjawab, “CINTA adalah akar yang menopang segalanya. Ia tulus hingga tak perlu terlihat dan dikenal. Tapi ia terus memberi agar batang bahagia tetap kokoh abadi, berbuah dan berbunga indah.”
• Gunung menjawab, “CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi. Rasa itu demikian tenang dan menyejukkan. Namun saat gundah, Ia akan meleburkan sekelilingnya dengan lautan lava cemburu yang membara.”
Lalu, Aku bertanya pada CINTA, “Wahai CINTA, apakah sebenarnya arti dirimu??”. CINTA menjawab,
• “CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya, meski kau tak melihat-Nya. Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya, tapi engkau patuh karena engkau merasa akan hadir-Nya. Sebab CINTA bukan indera, tapi adalah rasa.”
• “CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya, dan takut jika Ia meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu engkau mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengannya, bahkan jika engkau harus menderita, atau yang lebih mengerikan dari itu.”
• “CINTA adalah engkau menyimpan segala harapan pada-Nya dan tidak pada yang lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan demikian selamanya. Cinta adalah engkau setia menjadi budak-Nya, yang engkau hidup untuk-Nya dan mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati untuk Dia. Engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya sebagai budak, sebagai hamba.”
• “Diatas segalanya, CINTA adalah engkau merasa kasih sayang yang tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain, selain pada-Nya. Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat-Nya. Engkau suka apa yang Ia sukai dan benci apa yang Ia benci, engkau merasakan segala ada pada-Nya dan segala atas nama-Nya.”
Aku lantas bertanya lagi pada CINTA. “Bisakah aku merasakannya?”. Sambil berlalu CINTA menjawab, “Selama engkau mengetahui hakikat penciptaanmu dan bersyukur dengan apa yang Dia beri, maka itu semua akan kau rasakan, percayalah padaku tambahnya….”. Aku pun Berteriak, “Wahai KAU SANG MAHA PECINTA terimalah cintaku yang sederhana ini, izinkanlah aku merasakan cintaMu yang Maha Indah…”.

Bilahit taufik wal hidayah, wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar