MENGUNGKAP ARTI CINTA
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh..
Al-Qur’an menyebut CINTA yaitu hubb yang deviasinya sebanyak 83 kali,
sedangkan lawannya adalah BENCI, bugd-bagda’ sebanyak lima kali. Kata
yang berdekatan dengan bugd adalah sukht, disebut sebanyak empat kali,
lawan katanya adalah rida, terulang sebanyak 73 kali. Hubb dan mahabbah
seakar dengan habb, yang artinya biji atau inti. Hubb disebut habbat
al-qaib, biji atau inti hati karena serupaan aktivitasnya. Perasaan
cinta antara laki-laki dengan perempuan dalam Al-Qur’an, disebut
mawaddah, rahmah (AR-RUUM ayat 21), syaghafa (YUSUF ayat 30), mail
(AN-NISAA’ ayat 129), dan hubb-mahabbah (YUSUF ayat 30). Dengan
demikian, istilah cinta itu berbeda-beda, sehingga menunjukkan kedalaman
dan ragamnya arti CINTA.
CINTA memang memiliki dimensi yang
sangat luas dan mendalam. CINTA dalam bahasa Arab diungkap dalam tiga
kelompok karakteristik, yaitu apresiatif (ta’dzim), penuh perhatian
(ihtimamam), dan cinta (mahabbah). Ketiganya ini terkumpul dalam
ungkapan mahabbah. Orangnya disebut habib, habibah atau mahbub. Secara
lebih spesifik, bahasa Arab menyebut dengan 60 istilah jenis cinta,
seperti ‘isyqun (dalam bahasa Indonesia menjadi asyik), hilm, gharam
(asmara), wajd, syauq, lahf, dan sebagainya. Meski istilah isyq tidak
terdapat dalam Al-Qur’an, namun para sufi memandang istilah ini tidak
bertentangan artinya dengan mahabbah. Menurut Rumi, ‘isya juga mahabbah
dalam peringkat yang lebih tinggi dan membakar kerinduan seseorang
sehingga bersedia menempuh perjalanan jauh menemui kekasihnya. Dalam
tasawuf, kecintaan kepada Allah adalah puncak perjalanan manusia, puncak
tujuan seluruh maqam. Setelah mahabbah (cinta), tidak ada lagi maqam
lain, kecuali buah mahabbah itu sendiri, seperti syauq (kerinduan), uns
(kemesraan) dan rida. Tidak ada maqam kecuali pengantar-pengantar
kepadanya seperti taubat, sabar dan zuhud.
Cinta Allah kepada
manusia tak terpisah dari cinta manusia kepada-Nya. Al-Qur’an
menegaskan, “Hai orang-orang yang beriman. Barangsiapa diantara kamu
murtad dari agamanya, Allah akan mendatangkan golongan lain. Ia
mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya”. “Rendah hati terhadap
sesama mukmin dan bersikap keras terhadap orang kafir, berjihad di jalan
Allah, tiada takut akan celaan orang yang suka mencela. Inilah karunia
Allah yang akan diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Allah
meliputi segalanya dan Ia Mahatahu: (Al-Maidah ayat 54). Mukmin yang
mencintai Allah dan Rosul-Nya melebihi cintanya kepada apa saja. Orang
beriman mencintai Allah tanpa pamrih, sehingga cinta mereka lahir dan
bukti-bukti yang mereka yakini serta pengetahuan tentang
sifat-sifat-Nya.
Ada dialog arti cinta yang ditulis oleh
Strawberry. Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”, lalu
satu demi satu mereka menjawabnya.
• Bumi menjawab, “CINTA adalah
hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia memang
diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Pikir Cinta hanya memberi,
dan itu sajalah inginnya.”
• Air menjawab, “CINTA adalah hujan yang
menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan akan keterikatan,
kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas sebagai naungan
segala perasaan
• Api menjawab, “CINTA adalah panas yang membakar
segala, ia memusnahkan untuk dapat hidup dan menyala. Demi merasakannya,
makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”
• Angin
menjawab, “CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa
tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat,
tapi tanpanya segala raga akan hampa.”
• Langit menjawab, “CINTA
adalah luasan tanpa batas. Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali
bahwa cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu
•
Matahari menjawab, “CINTA adalah hidup untuk memberi energi kehidupan
dan cahaya harapan. Ia tak akan lelah memberi sampai ia padam dan mati.”
• Pohon menjawab, “CINTA adalah akar yang menopang segalanya. Ia tulus
hingga tak perlu terlihat dan dikenal. Tapi ia terus memberi agar batang
bahagia tetap kokoh abadi, berbuah dan berbunga indah.”
• Gunung
menjawab, “CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi. Rasa itu demikian
tenang dan menyejukkan. Namun saat gundah, Ia akan meleburkan
sekelilingnya dengan lautan lava cemburu yang membara.”
Lalu, Aku bertanya pada CINTA, “Wahai CINTA, apakah sebenarnya arti dirimu??”. CINTA menjawab,
• “CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya, meski kau tak melihat-Nya.
Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya, tapi engkau patuh karena
engkau merasa akan hadir-Nya. Sebab CINTA bukan indera, tapi adalah
rasa.”
• “CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya, dan takut jika
Ia meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu engkau
mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengannya, bahkan jika engkau
harus menderita, atau yang lebih mengerikan dari itu.”
• “CINTA
adalah engkau menyimpan segala harapan pada-Nya dan tidak pada yang
lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan demikian selamanya. Cinta
adalah engkau setia menjadi budak-Nya, yang engkau hidup untuk-Nya dan
mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati untuk Dia. Engkau
berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya sebagai budak, sebagai
hamba.”
• “Diatas segalanya, CINTA adalah engkau merasa kasih sayang
yang tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain, selain pada-Nya.
Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat-Nya. Engkau suka apa yang Ia
sukai dan benci apa yang Ia benci, engkau merasakan segala ada pada-Nya
dan segala atas nama-Nya.”
Aku lantas bertanya lagi pada CINTA.
“Bisakah aku merasakannya?”. Sambil berlalu CINTA menjawab, “Selama
engkau mengetahui hakikat penciptaanmu dan bersyukur dengan apa yang Dia
beri, maka itu semua akan kau rasakan, percayalah padaku tambahnya….”.
Aku pun Berteriak, “Wahai KAU SANG MAHA PECINTA terimalah cintaku yang
sederhana ini, izinkanlah aku merasakan cintaMu yang Maha Indah…”.
Bilahit taufik wal hidayah, wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar