Rabu, 15 Mei 2013

PENUH KESADARAN, BUKAN KETERPAKSAAN


Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Sikap lemah lembut dalam memperlakukan anak-anak oleh orang tua (dan guru) merupakan sumber kekuatan yang dapat menggugah perasaan si anak. Kehangatan yang diberikannya akan melahirkan ketenangan, kepercayaan, juga hubungan batin yang kuat antara seorang anak dan orang tuanya atau gurunya. Rosulullah secara tegas melarang orang tua (guru) melakukan pendekatan dengan kekerasan dalam mendidik anak. Rosulullah bersabda, “Hendaknya kamu bersikap lemah lembut, kasih sayang dan hindarilah sikap keras dan keji” (HR Bukhari). Suatu hari, Rosulullah didatangi seorang perempuan yang membawa anaknya yang baru berumur satu setengah tahun. Kemudian Rosulullah memangku si anak tersebut, tiba-tiba si anak kencing (ngompol) dipangkuannya. Spontan, sang ibu menarik anaknya dengan kasar. Dan seketika itu juga, Rosulullah menasehatinya, “Dengan satu gayung air bajuku yang terkena najis (kencing anakmu) dapat dibersihkan. Namun, luka hati anakmu karena renggutanmu itu dari pangkuanku tidak dapat diobati dengan bergayung-gayung air”.

Jadi Islam tidak mengajarkan pola pendidikan dengan cara kekerasan, tapi Islam justru sangat menekankan pola pendidikan yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Bahkan, dalam urusan dakwah pun, setiap pendakwah diperintahkan untuk menyeru umat manusia dengan cara yang lembut, bijaksana, dan memberikan nasehat yang baik. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Maka, disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila kamu telah membulatkan tekad, bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya” (Ali Imran ayat 159).

Melalui pendekatan lemah lebut, diharapkan dapat membentuk jiwa si anak yang siap untuk menerima, merespons dan melaksanakan setiap panggilan kebaikan dengan penuh kesadaran, bukan keterpaksaan. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar