Rabu, 15 Mei 2013

ARTI KEHIDUPAN

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, "Bacalah dengan nama Tuhan engkau yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhan engkau itu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan pena (tulis baca). Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya" (Al-‘Alaq ayat 1-5). Ayat-ayat ini bila disimpulkan mengandung tiga unsur pokok, yang merupakan pegangan dan pedoman atau menjadi landasan arti hidup dan kehidupan, yaitu ilmu, akidah atau iman dan akhlak.

• Ilmu pengetahuan menjadi alat dan syarat yang penting dalam kehidupan. Salah satu sarana atau jalan memperoleh ilmu adalah dengan membaca. Dalam al-Qur'an tidak sedikit jumlahnya ayat-ayat yang menunjukkan dan manfaat ilmu serta kelebihan orang-orang yang berilmu, di antaranya Surat Al-Mujadalah ayat 11. Pada ayat ini ditegaskan bahwa orang-orang yang berilmu itu mendapat kedudukan dan tempat yang tinggi dalam pandangan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sederajat dengan orang-orang yang beriman. Pengetahuan yang berlandaskan keimanan (agama) akan membawa ummat manusia kepada ketinggian dan kemajuan. Namun ilmu yang memuncak saja dan kosong dari keimanan merupakan satu kemajuan yang pincang yang dapat mengakibakan kerusakan dan kehancuran.

• Mengejar atau menuntut ilmu haruslah dengan niat dan nama Ilahi. Dengan niat yang demikian, dapat diharapkan bahwa penggunaan ilmu pengetahuan itu dikendalikan oleh norma-norma yang bersumber dari Al-Qur'an. Landasan iman yaitu kepercayaan yang mutlak terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ketentuan yang digariskan-Nya. Jadi setiap perbuatan dan tindakan manusia itu haruslah dilakukan dengan nama Allah Subhanahu wa Ta’ala, namun banyak orang yang berjuang dan berusaha dengan memakai "atas nama tanah air", "atas nama perikemanusiaan", "atas nama kepentingan umum" dan lain-lain. Sikap seperti ini tidak mempunyai ukuran yang obyektif dan konstan, bahkan seringkali ukurannya berobah-obah tergantung subyektivitas serta situasi dan kondisi. Untuk itu setiap muslim dalam bertindak senantiasa berlandaskan dan bernafaskan "dengan nama Allah Subhanahu wa Ta’ala", "karena Allah", "untuk Allah" seperti dijelaskan dalam Surat Al-An'am ayat 162.

• Manusia diciptakan dari segumpal darah dalam rahim ibunya. Tidak berbeda dengan makhluk-makhluk lainnya seperti hewan. Hal ini menunjukkan bahwa manusia dijadikan dari zat yang kotor dan rendah, namun setelah berbentuk manusia dan lahir menjadi makhluk yang tinggi, mulia dan terhormat sebagaimana ditegaskan dalam Surat Al-Isra' ayat 70. Proses yang demikian seharusnya disadari oleh manusia itu sendiri sehingga tidak bersikap sombong, tinggi hati, takabbur dan lain-lain. Budi pekerti atau akhlak yang disadari oleh manusia dapat menciptakan kedamaian dan kesejahateraan.

Bilahit taufik wal hidayah, wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar