Modal utama
manusia dalam mengarungi kehidupan dunia adalah kesehatan dan kesempatan.
Dengan dua hal itu, manusia bisa mencari nikmat Islam dan iman. Apabila kedua
modal tersebut dipadukan dengan nikmat islam dan iman, niscaya manusia akan
meraih kebahagian dunia dan akhirat.
Sungguh
sayang, banyak orang yang sudah masuk Islam dan beriman, namun lalai dalam
memanfaatkan kedua modal hidupnya. Mereka terlalaikan oleh kesenangan hidup
duniawi, sehingga kedua modal hidupnya dihamburkan untuk hal-hal yang sama
sekali tidak meningkatkan nikmat Islam dan iman.
Syaikh
Abdullah bin Ali Al-Ghamidi menulis sebuah buku ringkas ‘Hal Turiidu an
Ta'iisya Arba'at Alaf Sanah', yang berisi kiat-kiat memaksimalkan kesehatan
dan kesempatan, demi keberkahan umur yang berbuah kebahagiaan dunia dan
akhirat. #Arrahmah.com menyajikan terjemahannya untuk para
pembaca secara berseri. Selamat mengikuti!
بسم الله
الرحمن الرحيم
Kata
Pengantar
Segala puji
bagi Allah atas karunia dan nikmat-Nya yang begitu luas, dan kebaikan-Nya yang
begitu indah. Sebuah pujian yang menambahkan limpahan rahmat-Nya. Hanya
kepada-Nya SWT kita memohon, mengagungkan, beribadah, dan bertawakal.
Ya
Allah…ridha-Mu yang kami cari, kemurkaan-Mu yang kami takuti, dan ampunan-Mu
yang kami harapkan. Tutuplah seluruh perbuatan kami dengan amal shalih, dan
jadikanlah hari terbaik kami adalah saat kami menghadap-Mu.
Wahai
saudaraku pendamba kebaikan…
Apakah
engkau menginginkan panjang umur yang dihiasi dengan amal yang baik dan
ketaatan yang ikhlas selama 4000 atau 5000 tahun atau lebih dari itu berkali
lipat?
Barangkali
Anda akan mengatakan, "Bagaimana mungkin hal itu akan terjadi, sedangkan
NabiSAW telah menyabdakan bahwa rata-rata umur umatnya antara 60 sampai
70 tahun saja, dan amat sedikit yang melebihi umur tersebut?" (Shahih
Jami' Shaghir no. 1073)
Di sinilah
letak persoalannya.
Tahukah Anda
bahwa 2/3 umur Anda berlalu begitu saja tanpa membuahkan hasil? Itulah waktu
yang Anda pergunakan untuk makan, minum, tidur, masa balita, masa anak-anak
sebelum baligh, dan waktu sibuk melakukan aktivitas-aktivitas kehidupan
lainnya? Jadi hanya tersisa 1/3 waktu yang harus dimanfaatkan dan diberdayakan
sebaik mungkin.
Saudaraku,
semoga Allah menjaga Anda…
Ada tiga
cara yang bisa ditempuh oleh setiap orang untuk melipat gandakan umur dan
menambah pahala.
- Berlomba-lomba melakukan amal-amal ketaatan yang memiliki pahala berlipat ganda.
- Memperbanyak amal-amal ketaatan yang pahalanya terus mengalir meski pelakunya telah mati.
- Merubah kebiasan-kebiasaan sehari-hari seperti makan, minum, tidur, dan lain-lain menjadi ibadah, yaitu dengan meniatkannya sebagai sarana memperkuat diri dalam melaksanakan amal-amal ketaatan.
Sebelum kita
membahas ketiga cara di atas, ada baiknya kita sebutkan sekilas beberapa amalan
yang menyebabkan penambahan umur.
عَنْ
عَائِشَةَ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهَا :
" إِنَّهُ مَنْ أُعْطِيَ حَظَّهُ مِنَ الرِّفْقِ ، فَقَدْ أُعْطِيَ
حَظَّهُ مِنْ خَيْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ وَحُسْنُ
الْخُلُقِ وَحُسْنُ الْجِوَارِ يَعْمُرَانِ الدِّيَارَ ، وَيَزِيدَانِ فِي
الْأَعْمَارِ
Dari Aisyah RA bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya
barangsiapa dikarunia bagian dari kelemah lembutan niscaya ia telah dikaruniai
bagian dari kebaikan dunia dan akhirat. Menyambung tali kekerabatan, akhlak
yang baik, dan sikap bertetangga yang baik menyebabkan kemakmuran negeri dan
menambah umur." (HR. Ahmad no. 24076. Dinyatakan shahih dalam Silsilah
Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 519)
Dalam hadits
yang lain disebutkan,
وَصِلَةُ الرَّحِمِ
تَزِيدُ فِي الْعُمُرِ
"Menyambung tali kekerabatan itu menambah umur."
(HR. Ath-Thabarani, Ibnu Zanjawaih, Al-Harits, Ibnu al-Muqri', Ibnu Syahin, dan
Al-Qudha'i. Dinyatakan shahih dalam Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir no. 3766)
Imam
An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (syarh hadits no. 2557), al-hafizh Ibnu
Hajar al-Asqalani dalam Fathul Bari Syarh Shahih Al-Bukhari (syarh hadits no.
5986), Ibnu Taimiyah dalam Majmu' Fatawa (14/490) dan ulama lainnya telah
menjelaskan bahwa penambahan umur dalam hadits-hadits ini meliputi:
- Penambahan secara hakiki atas umur yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
- Penambahan secara maknawi dalam arti amal perbuatannya diberkahi dan umurnya dipergunakan secara maksimal untuk hal-hal yang memberi manfaat di akhirat kelak.
Cara Pertama:
Contoh-contoh amal ketaatan yang pahalanya dilipat
gandakan
1. Shalat
a. Shalat di
Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsha.
Perhatikanlah
wahai saudaraku, semoga Allah memberi Anda taufik..
NAbi SAW
bersabda,
عَنْ
جَابِرٍ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
" صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا
الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ
مِائَةِ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ "
"Shalat di masjidku ini lebih utama dari 1000
kali shalat di masjid yang lain kecuali di masjidil Haram. Shalat di masjidil
Haram lebih utama dari 100.000 shalat di masjid yang lain." (HR. Ibnu
Majah. Dinyatakan shahih oleh al-hafizh Al-Bushiri)
عَنْ
جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " صَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ مِائَةُ أَلْفٍ ،
وَفِي مَسْجِدِي أَلْفٌ ، وَفِي مَسْجِدِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ خَمْسُمِائَةٍ "
‘Shalat di masjidil Haram sama nilainya dengan 100.000
shalat di tempat yang lain. Shalat di masjid Nabawi ini sama nilainya dengan
1000 shalat di tempat lain. Dan shalat di masjidil Aqsha sama nilainya dengan
500 shalat di tempat yang lain." (HR. Al-Fakihi, Ath-Thahawi, Al-Baihaqi,
dan Abu Nu'aim al-Asbahani. Dishahihkan dalam tahqiq Syu'abul Iman karya
al-Baihaqi)
- Jika Anda menjaga shalat sunah Rawatib 12 rakaat sehari semalam selama satu tahun penuh, maka jumlah raka'atnya adalah: 12 X 360 hari = 4320 raka'at.
- Shalat 2 raka'at Anda di masjidil Haram sama nilainya dengan 2 X 100.000 : 200.000 raka'at shalat di tempat lain
- Shalat 2 raka'at Anda di masjid nabawi sama nilainya dengan 2 X 1000 : 2000 raka'at shalat di tempat lain
- Shalat 2 raka'at Anda di masjid al-Aqsha sama nilainya dengan 2 X 500 : 1000 raka'at shalat di tempat lain
- Maka renungkanlah, semoga Allah menjaga Anda, jika Anda melaksanakan shalat wajib misalnya Ashar atau Maghrib di Masjidil Haram, maka seakan-akan Anda telah melakukan shalat Ashar atau Maghrb sebanyak 100.000 di tempat lain. Ya Allah, janganlah Engkau menahan kami dari meraih tambahan karunia-Mu ini. (Lihat Majmu' Fatawa, 7/28 dan Al-Manar al-Munif hal. 93)
b. Shalat
jama'ah.
Kepada orang
yang merasa jiwanya berat, semangatnya lemah, dan bermalas-malasan dari
menunaikan shalat wajib di rumah-rumah Allah…Tidakkah Anda mengetahui bahwa
Nabi SAW telah bersabda, "Shalat jama'ah itu lebih utama dari shalat
sendirian sebanyak 27 derajat." (HR. Bukhari no. 645)
c. Shalat
sunah di rumah sama pahalanya dengan shalat fardhu.
Nabi SAW
bersabda,
عَنْ
صُهَيْبِ بْنِ النُّعْمَانِ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : " فَضْلُ صَلَاةِ الرَّجُلِ فِي بَيْتِهِ عَلَى
صَلَاتِهِ حَيْثُ يَرَاهُ النَّاسُ ، كَفَضْلِ الْمَكْتُوبَةِ عَلَى
النَّافِلَةِ "
"Keutamaan shalat (sunah) seseorang di rumahnya
atas shalatnya yang dilihat oleh orang lain (shalat sunah di masjid, pent)
seperti keutamaan shalat wajib atas shalat sunah." (HR. Ath-Thabarani dan
Al-Baihaqi. Dinyatakan hasan dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib no.
441)
d. Segera
berangkat ke masjid untuk shalat Jum'at seawal mungkin.
Nabi SAW
bersabda,
عَنْ أَوْسِ
بْنُ أَوْسٍ الثَّقَفِيُّ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ : " مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاغْتَسَلَ ،
ثُمَّ بَكَّرَ وَابْتَكَرَ ، وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ ، وَدَنَا مِنَ
الْإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغُ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ
عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا "
"Barangsiapa mandi pada hari Jum'at dan
sengaja mandi, lalu bersegera dan berusaha bersegera (ke masjid), lalu berjalan
dan tidak naik kendaraan, mendekat kepada imam (khatib), mendengarkan khutbah
dan tidak melakukan hal yang sia-sia, maka ditulis baginya atas setiap langkah
kakinya ditulis amalan puasa sunah dan shalat sunah selama satu tahun penuh."
(HR. Abu Daud, Ibnu Majah, An-Nasi, Ahmad, Abu Daud ath-Thayalisi, Ibnu Abi
Syaibah, Ibnu Abi ‘Ashim, Ibnu Hibban, dan ath-Thabarani. Dinyatakan shahih
dalam Shahih al-Jami' as-Shaghir no. 6405)
Dalam syarh
hadits dijelaskan, bahwa arti lafal ghassala adalah ia menggauli
istrinya. Artinya, ia melakukan hal yang mengharuskan mandi maka ia pun mandi
wajib. Ada juga ulama yang mengartikannya dengan pengertian membasuh kepalanya.
Saya harap
Anda, semoga Allah memberkahi Anda, membaca ulang kalimat terakhir dari hadits
di atas ‘amalan puasa sunah dan shalat sunah selama satu tahun penuh‘.
Jika ia berjalan sebanyak 300 langkah menuju masjid, niscaya ia seperti halnya
orang yang berpuasa sunah dan shalat sunah selama 300 tahun. Ya Allah,
karuniakanlah kepada kami karunia-Mu yang begitu luas ini.
e. Sedekah
sebanyak 360 kali dengan cara shalat 2 raka'at.
Nabi SAW
bersabda,
عَنْ
أَبِي ذَرٍّ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، أَنَّهُ قَالَ
: " يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ، فَكُلُّ
تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ
صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ ،
وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا
مِنَ الضُّحَى "
"Setiap pagi, setiap persendian setiap orang
di antara kalian wajib disedekahi (dalam riwayat lain disebutkan jumlahnya 360
persendian). Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah,
setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan
perbuatan makruf adalah sedekah, dan melarang dari perbuatan mungkar adalah
sedekah. Dan semuanya sudah tercukupi oleh shalat Dhuha dua raka'at."
(HR. Muslim, Al-Baihaqi, Ath-Thabarani, dan Abu ‘Awanah)
Bersambung, insya
Allah….
Penerjemah: Muhib al-Majdi
)*Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar