Senin, 13 Mei 2013

PENGHANCURAN SITUS SEJARAH ISLAM DI SAUDI

Bismillaahirrahmaanirrahiim. . . . .
Di dunia ada 2 negara yang suka menghancurkan situs-situs sejarah Islam. Yang pertama Israel dan kedua adalah Saudi Wahabiah. Apakah itu menunjukkan kedua negara memiliki akar sejarah yang sama? Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa sekte wahabi yang kini bermetamorfosa menjadi salafi, berasal dari orang-orang yahudi Arab. Namun untuk masalah ini silakan pembaca menilainya sendiri.

Pakar politik Timur Tengah Dr. Kevin Barrett dalam tulisannya di Press TV baru-baru ini memberikan komentar pedas atas aksi terakhir pemerintah Saudi membongkar tempat bersejarah Islam di Makkah, yaitu pilar yang selama ini menjadi penanda tempat awal bertolaknya Nabi Muhammad dalam perjalanan Isra’ Mi’raj.

“Dengan menghancurkan pilar yang menjadi tanda tempat bertolaknya Nabi Muhammad dalam “perjalanan malam”, Saudi bergabung dengan zionis Israel dalam satu sikap penolakan terhadap nilai-nilai toleransi, inklusifitas, spiritual, dan nilai-nilai Islam yang universal. Mereka mengekspresikan pikiran sempit dan kaku dari faham wahabi-ortodok yang menginginkan penghancuran terhadap seluruh sejarah dan kebudayaan Islam,” tulis Dr. Barrett.

Menurut laporan media Inggris, “The Independent” aparat Saudi telah menghancurkan tiang yang menjadi tanda sebagai tempat awal bertolaknya Nabi Muhammad dalam perjalanan Isra’ Mi’raj. Media ini juga menyebutkan polisi agama Saudi bahkan merayakan runtuhnya tiang tersebut dengan sorakan-sorakan riang. Tiang tersebut merupakan bangunan bersejarah terakhir setelah Ka’bah yang menjadi korban penghancuran tempat-tempat bersejarah di Ka’bah dan sekitarnya. Pada saat yang sama Masjidil Aqsa di Al Quds (Jerussalem) yang menjadi salah satu tujuan perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi, kini tengah menghadapi ancaman serius penghancuran oleh regim zionis Israel.

Abdulazeem Salhab, kepala Dewan Wakaf Islam di Al Quds baru-baru ini menyebutkan bahwa penggalian bawah tanah yang dilakukan Israel di bawah Masjidil Aqsa telah mengancam keutuhan tempat paling suci ketiga bati umat Islam ini.


Mengapa Saudi dan zionis Israel bekerja sama menghancurkan 2 bangunan bersejarah yang melambangkan peristiwa terbesar bagi umat Islam? Zionis Israel mempunyai motif yang jelas. Pertama mereka ingin menghilangkan warisan Islam di Palestina yang merupakan negara muslim dan selama 1.300 tahun menjadi satu tempat suci umat Islam di seluruh dunia. Israel yang telah membantai tidak saja orang Islam Palestina namun juga umat Kristen pada tahun 1948, secara sistematis membongkar dan menghancurkan sejarah dan warisan Palestina demi menegakkan koloni zionis di Palestina.

Namun Masjidil Aqsa, dengan masjid kubah Dome on the Rock-nya, tidak hanya sekedar bangunan bersejarah. Itu adalah monumen arsitek terbesar dan terpenting bagi umat Islam di dunia. Karena meskipun umat Islam menghadap ke Ka’bah di Mekkah, Al Aqsa merupakan simbol dari titik kulminasi kenabian, yaitu universalisme agama Islam yang melindungi dan merangkul semua pengikut agama-agama wahyu sebelumnya.

Masjidil Aqsa yang dibangun di atas tanah dimana Nabi Muhammad naik ke angkasa dalam perjalaan Isra’ Mi’raj (saat peristiwa tersebut Masjidil Alsa belum berbentuk masjid melainkan hanya satu situs bersejarah peninggalan nabi Ibrahim), merupakan simbolisasi dari nilai-nilai spiritual dan universal agama Islam. Dalam perjalanan itu Nabi Muhammad bertemu dengan para nabi sebelum beliau termasuk Musa dan Isa (Yesus). Masjidil Aqsa merupakan simbol toleransi dan kesatuan agama-agama wahyu yang diturunkan Tuhan yang Esa. Namun nilai-nilai itu dianggap sebagi musuh yang harus dihancurkan baik dalam nilai-nilai zionisme maupun wahabiisme.

Para zionis telah menancapkan rencana pembangunan Kuil Agung di atas puing-puing Masjidil Aqsa dimana mereka melakukan upacara pengorbanan darah manusia. Meski orang-orang yahudi mengklaim menyembah Tuhan yang sama dengan tuhannya Islam dan Kristen, sebagian besar orang yahudi adalah atheis, dan sabagian lainnya menganggap Tuhan sebagai dewa yang selalu haus dengan darahnya orang-orang non-yahudi yang telah memilih orang-orang yahudi sebagai manusia pilihan yang berhak menguasai bumi.

Bagi mereka nilai-nilai Islam yang universal tentu saja adalah sebuah “anathema”. Tidak heran jika mereka membenci Al Agsa dan nilai-nilai yang disimbolkannya.Sementara itu di bagian lainnya orang-orang Saudi Wahabi berbagi sikap dengan orang-orang zionis yahudi dalam memandang nilai-nilai universal Islam. Mereka dengan penuh semangat mengkafirkan orang-orang non-muslim, juga orang-orang Islam yang berbeda pandangan dengan mereka. Mereka menganggapnya kafir dan darahnya halal ditumpahkan. Namun anehnya, meski mengkafirkan orang-orang non muslim mereka membuka pintu lebar-lebar bagi orang-orang kafir Amerika, Eropa dan Israel untuk menguasai negeri mereka. Memberi tempat bagi pangkalan-pangkalan militer Amerika, memberikan ladang-ladang minyak untuk dikelola Amerika dan Eropa .

Perbankan berbasis riba yang didominasi oleh kelompok bisnis keluarga Rothschild yang merupakan pendiri negara Israel, telah menerima gelontoran uang minyak Saudi sejak tahun 1970-an. Ini adalah saat Henry Kissinger berhasil menjadikan mata uang dolar sebagai alat pembayaran minyak Saudi.

Banyak ahli yang menyebutkan bahwa keluarga raja Saudi berasal dari golongan “donmeh“, yahudi Turki yang berpura-pura masuk Islam namun diam-diam tetap menjalankan ibadah sebagai pengikut Shabbeti Zevi, nabi palsu yahudi yang mengklaim sebagai al Masih (messiah). Ibadah-ibadah yang dilakukan sekte ini di antaranya adalah pesta seks dan pengorbanan darah manusia. Itu semua menjadi jawaban mengapa keluarga kerajaan Saudi begitu sering dilanda skandal maksiat (Selain pesta seks dan narkoba yang sering dilakukan di rumah-rumah bangsawan Saudi, seorang pengeran Saudi pernah tertangkap tangan menjadi pelaku homoseksual di Inggris. Setelah tertangkap membunuh pembantu sekaligus pasangan seks sejenisnya, ia dideportasi ke negara asalnya). Tempat-tempat judi terkenal dunia juga menjadi tempat hiburan favorit para bangsawan Saudi. Itu semua menjadi jawaban mengapa Saudi diam membisa menyaksikan Israel menindas Palestina dan negara-negara Arab lainnya. Itu juga menjadi jawaban mengapa orang-orang Saudi bergembira ria setelah berhasil menghancurkan tempat suci Islam.

LAPORAN THE INDEPENDENT:
Pada tgl 15 Maret lalu “The Independent” manuliskan laporan yang mencengangkan tentang penghancuran situs-situs bersejarah Islam di sekitar Ka’bah dengan judul “The photos Saudi Arabia doesn’t want seen – and proof Islam’s most holy relics are being demolished in Mecca”.

Namun bahkan “The Independent” sendiri juga heran, mangapa umat Islam diam membisu atas aksi “biadab” tersebut. “Why don’t more Muslims speak out against the wanton destruction of Mecca’s holy sites?” demikian judul tulisan lain yang terkait.

Menurut temuan “The Independent” pemerintah Saudi secara diam-diam telah membongkar bangunan bersejarah Islam terpenting di lingkungan Ka’bah. Bangunan tersebut adalah kubah dan pilar-pilarnya yang dibangun oleh pemerintahan dinasti Abassiah dan Ottoman. Selain itu juga pilar yang didirikan sebagai penanda tempat bertolaknya Nabi Muhammad dalam perjalanan Isra’ Mi’raj. Sebagai bukti klaimnya, “The Independent” menunjukkan foto-foto penghancuran tersebut.

Bangunan-bangunan yang dihancurkan itu merupakan bangunan terdekat yang mengelilingi Ka’bah yang dibangun oleh dinasti Abassiah dan Ottoman berabad-abad yang lalu.

Foto yang berhasil diperolah “The Independent” memperlihatkan para pekerja dengan peralatan berat menghancurkan sisa-sisa terakhir tembok dan tiang-tiang kuno tersebut. Foto tersebut menimbulkan kegusaran di kalangan pemerhati benda warisan sejarah, termasuk Pangeran Charles yang segera terbang ke Saudi bersama istrinya untuk membicarakan masalah ini.

Bangunan-bangunan kuno tersebut kebanyakan dihiasi oleh kaligrafi-kaligrafi indah berisi nama-nama Nabi dan para sahabatnya serta peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan Nabi. Untuk proyek penghancuran berdalih perluasan bernilai miliaran dollar tersebut, Raja Saudi menunjuk Imam Masjidil Haram Abdul Rahman al-Sudais sebagai kepala proyek dan Binladin Group sebagai pelaksana proyeknya. Harap diingat Binladin adalah keluarga dari Osama bin Laden, agen CIA yang digambar-gemborkan sebagai pemimpin Al Qaida penghancur Gedung WTC.

Menurut LSM Amerika, Gulf Institute, sekitar 95% dari bangunan-bangunan kuno Islam di Mekkah yang telah berusia lebih dari 1000 tahun, telah dihancurkan. Sebagai gantinya adalah bangunan-bangunan modern seperti mall, hotel hingga tempat-tempat hiburan hingga Mekkah sudah tidak berbeda lagi dengan Las Vegas.

Menurut Dr Irfan al-Alawi, Executif Directur Islamic Heritage Research Foundation yang juga telah melihat penghancuran terakhir, tindakan-tindakan penghancuran tempat bersejarah tersebut akan membuat generasi muda Islam terpisah dari sejarah gemilang pendahunya dan menjadi generasi yang “kebingungan”.

“The historical record is being deleted. A new Muslim would never have a clue because there’s nothing marking these locations now. There are ways you could expand Mecca and Medina while protecting the historical heritage of the mosque itself and the surrounding sites,” komentar DR. Irfan kepada “The Independent”.

Bulan Oktober 2012 lalu “The Independent” berhasil membongkar rencana rahasia Saudi untuk membongkar makam Nabi di Masjid Nabawi Madinah. Namun setelah mendapat kecaman keras dari berbagai penjuru dunia, pemerintah Saudi akhirnya mengubah rencana tersebut. Kini ancaman beralih ke Bayt al-Mawlid, satu area di Mekkah yang dipercaya sebagai tempat Nabi dilahirkan. Jika tidak ada perubahan, tempat ini pun bakal digusur.

REFERENSI:
“Saudi war on Islam, Zionist war on humanity”; Dr. Kevin Barrett; Press TV; 18 Maret 2013
“The photos Saudi Arabia doesn’t want seen – and proof Islam’s most
holy relics are being demolished in Mecca”; Jerome Taylor, The Independent; 15 Maret
2013

SUMBER: bicarasalafy.wordpress.com

-------------------------------------------------------
Mufti Arab Saudi Sheikh Abdul Aziz Bin Abdullah al-Sheikh membela Riyadh untuk membongkar situs warisan awal Islam di kota suci Mekkah.

Otoritas keagamaan tertinggi kerajaan Wahabi itu baru-baru ini mengatakan tidak ada yang salah dengan pembongkaran tempat-tempat suci di Masjid al-Haram (Masjid Agung) di Mekah. Bahkan menurut ulama Wahabi itu, penghancuran itu sangat diperlukan.

Ulama yang sering mengeluarkan fatwa kontroversial itu juga menekankan, umat Islam harus berterima kasih kepada pemerintah Saudi atas penghancuran rumah-rumah dan aset peninggalan Nabi yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Masjid al-Haram, dan hal itu adalah sah.

Rezim Saudi yang mendapat dukungan penuh dari AS menerapkan sistem pemerintahan dari salinan sistem monarkhi Inggris. Inggris sendiri merupakan pendiri kerajaan di Semenanjung Arab itu.

Menurut foto-foto yang diambil oleh para aktivis, beberapa situs suci, terkait dengan era Ottoman dan Abbasiyah di sisi timur Masjid al-Haram baru-baru ini telah hancur di bawah kedok rencana pengembangan Masjid padahal, itu adalah bisnis trilunan dollar keluarga Osama bin Laden.

Saat ini, hampir tak tersisa dari penginggalan situs-situs Islam dan peninggalan Nabi besar dan semuanya sudah dibongkar dengan dalih pelerbaran Masjid.

Satu tempat yang dilaporkan telah diratakan dan tak tersisa adalah tempat di mana Nabi Muhammad (saw) memulai perjalanan surgawi atau Mi'raj (Malam Mi'raj) ke al-Quds (Yerusalem) dan ke Surga dalam satu malam.

Sumber: islamtimes.org
------------------------------------------------
REPUBLIKA.CO.ID, MEKKAH -- Beberapa situs paling suci bagi umat Islam, Mekkah, di Arab Saudi terancam punah. Pemerintah Kerajaan di Riyadh setuju dengan pembangunan Masjidil Haram menjadi kawasan megapolitan. Akibatnya, beberapa peninggalan sejarah Rasul Muhammad saw dinyatakan hilang.

The Independent baru-baru ini mengatakan upaya penyulapan kawasan Masjidil Haram menjadi kawasan elitis telah berlangsung sejak sepekan lalu.

Sebuah dokumentasi yang dilansir beberapa media internasional menunjukkan aktivitas pengerukan tanah di sebalah timur Ka'bah. Jejeran eskavator melubangi lahan dan membumihanguskan beberapa situs-situs bersejarah umat Islam.

Dikatakan, situs yang telah hancur adalah tempat Rasul Muhammad mengawali perjalanan Isra' Mi'raj (620 M). Situs lain yang ikut dihancurkan adalah kolom peninggalan Dinasti Ottoman dan Dinasti Abbasiyah.

Di tempat-tempat tersebut, dikatakan menyimpan segudang peninggalan kejayaan Islam berupa dokumentasi kaligrafi (seni menulis ayat-ayat suci Al-quran) tertua di dunia. Tempat-tempat yang babak belur itu juga mengandung sejarah bagi masa Khulafaur Rasyidin (632 - 661 M).

Press Television mengatakan, Kerajaan Saudi mengklaim penghancuran situs-situs tersebut adalah bagian dari rencana pembangunan multi-miliar dolar. Pembangunan dikatakan untuk peningkatan kapasitas peziarah yang singgah ke Masjidil Haram.

Raja Saudi Abdullah juga menunjuk ulama Wahabi dan Imam Masjidil Haram, Abdul Rahman al-Sudais sebagai penanggungjawab pembangunan kali ini. Tercatat dalam kesepakatan, konsorsium bernama Binladin Group adalah sebagai pemenang tender pembangunan tersebut.

Binladin Group adalah salah satu anggota utama dalam lingkaran ekonomi terbesar di Arab Saudi. Konsorsium itu dikatakan menjadi pintu lebar bagi investor asing yang hendak menanamkan modalnya di Tanah Arab.

Binladen Group juga menjadi kontraktor utama perluasan kompleks Masjid Nabawi di Madinah pada 2012 lalu. Pemerintah Kerajaan Saudi memang gemar meremajakan kompleks Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah.

Saban tahunnya, miliaran dolar digelontorkan untuk ekspansi dan perluasan. Kerajaan berdalih ekspansi tersebut adalah untuk peningkatan layanan dan daya tampung peziarah.

Memang, saban tahunnya jutaan umat muslim melangsungkan ritual keagamaan wajib di Makkah dan Madinah. Perluasan diperlukan lantaran semakin membludaknya jumlah jemaah.

Tahun lalu, pembangunan dan perluasan di Masjid Nabawi, sempat mendapat kecaman luas dari kelompok muslim dunia. Sebab konsorsium ini menyulap rumah Rasul Muhammad di kompleks masjid sebagai toilet umum.

Makam manusia tersuci bagi Umat Islam itu juga pernah terancam akan dibongkar untuk tujuan serupa. Bagi keluarga kerajaan dan Wahabi, situs-situs relijius tersebut berpotensi melunturkan nilai-nilai keagamaan, dan mendekati kemusyrikan.

Direktur Islamic Heritage Research Foundation, Irfan al-Alawi, mengatakan Kerajaan Saudi melakukan kecerobohan dalam pembangunan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Perluasan kawasan semestinya tidak menjadikan situs-situs sejarah tersebut sebagai objek penghancuran.

Kata dia, penghancuran tiga situs penting Umat Islam kali ini adalah langkah signifikan menuju penghancuran situs-situs Islam berikutnya. Al-Alawi menuding Kerajaan Saudi sedang menghapus catatan sejarah Umat Muslim.

Kritikus sejarah peradaban islam lainnya mengatakan, penghancuran situs-situs Islam adalah penghinaan. Press Television menggolongkan aktivitas penghancuran tersebut sebagai bagian dari agenda terselubung untuk menghilangkan rekam sejarah agama samawi terbesar ini.

Sumber : forum.republika.co.id
------------------------------------------------------------
Riyadh, 12 Jumadil Akhir 1434/22 April 2013 (MINA) – Salah satu ulama besar Arab Saudi, Mufti Sheikh Abdul Aziz Bin Abdullah al-Sheikh telah membela rencana pemerintah melakukan pembongkaran situs warisan Islam di kota suci Mekkah, menurut laporan PressTV pada Ahad (21/4) dan dikutip Mi'raj News Agency (MINA).

Otoritas agama tertinggi kerajaan Saudi baru-baru ini mengatakan tidak ada yang salah dengan pembongkaran tempat-tempat suci di Masjid al-Haram (Masjid Agung) di Mekkah. Dia bahkan lebih jauh lagi menggambarkan bahwa penghancuran tersebut memang diperlukan.

Ulama Saudi berpendapat bahwa bangsa Arab harus berterima kasih kepada pemerintah Saudi atas penghancuran tersebut karena bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Masjid al-Haram dan hal itu adalah sah.

Rezim Saudi mendapat dukungan penuh Amerika Serikat dan juga menggunakan sistem pemerintahan yang menggunakan sistem monarki di Inggris. Inggris juga yang menjadi pendiri kerajaan yang berada di Semenanjung Arab tersebut.
Menurut foto yang diambil oleh para aktivis, beberapa situs suci yang terkait dengan Dinasti Utsmaniyyah dan Abbasiyah yang berada di sisi timur Masjid al-Haram baru-baru ini telah dihancurkan untuk pengembangan bisnis yang dilaksanakan oleh keluarga Osama bin Laden.

Masjid al-Haram adalah situs Islam tersuci yang mengelilingi Ka'bah, titik ke mana semua umat Islam menghadap ketika melakukan shalat.

Segmen yang terkena pembongkaran adalah bagian yang tersisa dari masjid, yang juga telah hancur sejak beberapa ratus tahun yang lalu.

Sementara itu, sebuah laporan menyebutkan tempat Nabi Muhammad SAW memulai perjalanan Israe’ Mi’raj dari Makkah ke Al-Quds dalam satu malam juga telah dihancurkan.

Banyak barang-barang peninggalan sejarah dinasti Umaiyyah dan Abbasiyah di Masjid al-Haram yang berisi kaligrafi Arab untuk menandai nama-nama sahabat Nabi dan saat-saat yang luar biasa dalam hidupnya

Sumber: mirajnews.com
---------------------------------------------
MEKKAH — Beberapa situs paling suci bagi umat Islam, Mekkah, di Arab Saudi terancam punah. Pemerintah Kerajaan di Riyadh setuju dengan pembangunan Masjidil Haram menjadi kawasan megapolitan. Akibatnya, beberapa peninggalan sejarah Rasul Muhammad saw dinyatakan hilang.
The Independent baru-baru ini mengatakan upaya penyulapan kawasan Masjidil Haram menjadi kawasan elitis telah berlangsung sejak sepekan lalu.
Sebuah dokumentasi yang dilansir beberapa media internasional menunjukkan aktivitas pengerukan tanah di sebalah timur Ka’bah. Jejeran eskavator melubangi lahan dan membumihanguskan beberapa situs-situs bersejarah umat Islam.
Dikatakan, situs yang telah hancur adalah tempat Rasul Muhammad mengawali perjalanan Isra’ Mi’raj (620 M). Situs lain yang ikut dihancurkan adalah kolom peninggalan Dinasti Ottoman dan Dinasti Abbasiyah.
Di tempat-tempat tersebut, dikatakan menyimpan segudang peninggalan kejayaan Islam berupa dokumentasi kaligrafi (seni menulis ayat-ayat suci Al-quran) tertua di dunia. Tempat-tempat yang babak belur itu juga mengandung sejarah bagi masa Khulafaur Rasyidin (632 – 661 M).
Press Television mengatakan, Kerajaan Saudi mengklaim penghancuran situs-situs tersebut adalah bagian dari rencana pembangunan multi-miliar dolar. Pembangunan dikatakan untuk peningkatan kapasitas peziarah yang singgah ke Masjidil Haram.
Raja Saudi Abdullah juga menunjuk ulama Wahabi dan Imam Masjidil Haram, Abdul Rahman al-Sudais sebagai penanggungjawab pembangunan kali ini. Tercatat dalam kesepakatan, konsorsium bernama Binladin Group adalah sebagai pemenang tender pembangunan tersebut.
Binladin Group adalah salah satu anggota utama dalam lingkaran ekonomi terbesar di Arab Saudi. Konsorsium itu dikatakan menjadi pintu lebar bagi investor asing yang hendak menanamkan modalnya di Tanah Arab.
Binladen Group juga menjadi kontraktor utama perluasan kompleks Masjid Nabawi di Madinah pada 2012 lalu. Pemerintah Kerajaan Saudi memang gemar meremajakan kompleks Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah.
Saban tahunnya, miliaran dolar digelontorkan untuk ekspansi dan perluasan. Kerajaan berdalih ekspansi tersebut adalah untuk peningkatan layanan dan daya tampung peziarah.
Memang, saban tahunnya jutaan umat muslim melangsungkan ritual keagamaan wajib di Makkah dan Madinah. Perluasan diperlukan lantaran semakin membludaknya jumlah jemaah.
Tahun lalu, pembangunan dan perluasan di Masjid Nabawi, sempat mendapat kecaman luas dari kelompok muslim dunia. Sebab konsorsium ini menyulap rumah Rasul Muhammad di kompleks masjid sebagai toilet umum.
Makam manusia tersuci bagi Umat Islam itu juga pernah terancam akan dibongkar untuk tujuan serupa. Bagi keluarga kerajaan dan Wahabi, situs-situs relijius tersebut berpotensi melunturkan nilai-nilai keagamaan, dan mendekati kemusyrikan.
Direktur Islamic Heritage Research Foundation, Irfan al-Alawi, mengatakan Kerajaan Saudi melakukan kecerobohan dalam pembangunan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Perluasan kawasan semestinya tidak menjadikan situs-situs sejarah tersebut sebagai objek penghancuran.
Kata dia, penghancuran tiga situs penting Umat Islam kali ini adalah langkah signifikan menuju penghancuran situs-situs Islam berikutnya. Al-Alawi menuding Kerajaan Saudi sedang menghapus catatan sejarah Umat Muslim.
Kritikus sejarah peradaban islam lainnya mengatakan, penghancuran situs-situs Islam adalah penghinaan. Press Television menggolongkan aktivitas penghancuran tersebut sebagai bagian dari agenda terselubung untuk menghilangkan rekam sejarah agama samawi terbesar ini.
Ref: REPUBLIKA.CO.ID, - Reporter : Bambang Noroyono - Redaktur : Damanhuri Zuhri - Sumber : the independent / press televison

Sumber: ummatipress.com

-----------------------------------------------

Nb: Berhubung admin sudah memberikan 5 informasi dari tempat yang berbeda-beda, Namun, Jika kalian masih penasaran / tidak mempercayai akan hal ini, silahkan dicari sendiri ya informasi-informasi lainnya di tempat lain berkaitan dengan hal ini. Terima kasih. . .

Berharap, semoga Fp Kumpulan Sejarah Islam ini juga tidak dihancurkan / dihapus oleh mereka yang telah jelas tidak memperdulikan sejarah Islam, Aamiin. . . . .



1 komentar: