“JIKA KAMU TIDAK MEMILIKI APA YANG KAMU SUKAI, MAKA SUKAILAH APA YANG KAMU MILIKI SAAT INI”.
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh..
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Allah adalah Maha Raja, Maha
Suci, Pembawa Keselamatan, Pemelihara keamanan, Pelindung segala
sesuatu, Kuasa, Perkasa, Meninggikan diri-Nya sendiri” (Al-Hasyr ayat
23). Coba perhatikan dan dipahami benar-benar makna-makna dari nama-nama
Allah Subhanahu wa Ta’ala serta sifat-sifat-Nya sehingga tersingkap
rahasia-rahasianya. Sedangkan mengenai perbuatan-perbuatan Allah kaitkan
dengan memahami mengenai kejadian langit dan bumi serta yang lainnya
(simak dan amati planet dan bintang, alam semesta simak misteri ilmu
astronomi) sehingga dapat mengetahui pembuatnya. Jadi
kebesaran-kebesaran atau apa-apa yang dibuat-Nya atau diciptakan-Nya
menunjukkan pula kebesaran pembuat-Nya. Maka barangsiapa yang mengenal
yang haq, pasti ia dapat mengetahuinya dari segala macam benda yang ada,
misalnya bila kita membaca ayat-ayat, yang difirmankan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala “Adakah kamu semua memperhatikan air mani yang kamu
tumpahkan? (Waqi’ah ayat 58), “Adakah kamu semua memperhatikan apa-apa
yang kamu tanam?” (Waqi’ah ayat 63), “Adakah kamu semua memperhatikan
air yang kamu minum?” (Waqi’ah ayat 68) dan “Adakah kamu semua
memperhatikan api yang kamu nyalakan?” (Waqi’ah ayat 71).
Di
saat membaca ayat-ayat yang sedemikian itu, janganlah kiranya hanya
semata-mata tertuju kepada benda-benda mati yang berupa mani, tanaman,
air dan api itu saja, tetapi, misalnya dalam hal mani, hendaklah
difahami bahwa mani adalah sama halnya dengan air biasa yang
terpisah-pisah bagian (atom) nya. Selanjutnya pahamilah, bagaimana
sesuatu yang berasal hanya dari mani itu dapat menjadi segumpal darah,
daging, tulang, urat, otot, dan bagaimana dapat terciptanya
anggauta-anggauta badan yang beraneka ragamnya, ada kepala, tangan,
kaki, jantung, hati dan lain-lain (simak isi tubuh manusia dari kepala
sampai jutaan sel kecil yang membuat tubuh menjadi hidup). Kemudian dari
anggauta tubuh kita, timbullah sifat-sifat yang mulia, dapat mendengar,
melihat, memikir dan sebagainya. Juga timbul sifat-sifat yang tercela
seperti marah, nafsu (keinginan kesyahwatan), sombong, bodoh,
mendustakan, suka menentang sebagaimana yang difirmankan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala “Tidak tahukah manusia itu bahwa Kami menciptakannya
dari air mani, tiba-tiba ia adalah seorang yang suka menentang yang
nyata?” (Yaasin ayat 77). Dengan demikianlah dapat mengenal siapa diri
kita yang dikaitkan dengan makna dari nama-nama Allah Subhanahu wa
Ta’ala dan sifat-sifat-Nya serta perbuatan-perbuatan Allah Subhanahu wa
Ta’ala sebagaimana ayat tersebut di atas sehingga tersingkap
rahasia-rahasianya.
Selain itu, ketika mempelajari ayat-ayat
Allah, pandailah memetik i‘tibar dari ayat-ayat itu. Menahan diri jika
nafsunya mendorong untuk berkhayal atau keinginan berbuat maksiat.
Kemudian, jika teringat akan rahmat dan ampunan Allah, hatinya
bersemangat untuk meraihnya. Namun jika teringat akan dosa, segera
menyesal dan bertaubat dengan sungguh-sungguh. Berdzikirlah dengan
sepenuh hatim yaitu memahami setiap kalimat yang diucapkan dan dalam
hatinya terikat kepada Allah, sehingga akhirnya menjadi puas dan lega.
Tak henti-hentinya menghitung dosa dan mengoreksi diri. Manakala
mengoreksi diri, betapa kecil dan rendah di hadapan Allah, merasa
terhina dan tak berarti.
Kadang kita menjadi begitu egois, tak
mau memahami kesulitan orang. Kadang kita menjadi begitu keras hati,
tak mau memaafkan kesalahan orang. Kadang kita menjadi hilang kesabaran,
dan terus menyalahkan orang. Kadang kita begitu kritis untuk mencari
kejelekan orang. Kadang kita berpikir, mengapa isteri kita tidak sebijak
isteri tetangga...??? Mengapa suami kita tidak secekatan dan sukses
seperti teman-temannya...??? Mengapa anak-anak kita tidak pernah juara
kelas...??? Mengapa karyawan kita bodoh...??? Mengapa bos kita
perhitungan...??? Mengapa orang tua kita cerewet...???. Begitu banyak
mengapa dalam hidup kita Begitu banyak orang yang tak bisa kita pahami
dan maklumi Mengapa demikian...??? Karena kita hanya berdiri diposisi
kita sendiri. Cobalah untuk berdiri diposisi anak-isteri. Cobalah
berganti posisi dengan karyawan, bos atau orangtua kita. Cobalah menjadi
orang lain, maka kita akan menjadi mudah memahami. Mudah memaklumi dan
memaafkan. Janganlah hanya berdiri di posisi sendiri. Berdirilah juga di
posisi orang lain Sebuah renungan yang membuatku kembali tersenyum.
Di saat kamu ingin melepaskan seseorang, ingatlah pada saat kamu ingin
mendapatkannya. Di saat kamu mulai tidak mencintainya, ingatlah saat
pertama kamu jatuh cinta padanya. Di saat kamu mulai bosan dengannya,
ingatlah selalu saat terindah bersamanya. Di saat kamu ingin
menduakannya, bayangkan jika dia selalu setia. Di saat kamu ingin
membohonginya, ingatlah di saat dia jujur padamu. Maka kamu akan
merasakan arti dia untukmu. Jangan sampai di saat dia sudah tidak di
sisimu, kamu baru menyadari semua arti dirinya untukmu. Yang indah hanya
sementara, yang abadi adalah kenangan. Yang ikhlas hanya dari hati dan
yang tulus hanya dari sanubari. Tidak mudah mencari yang hilang, tidak
mudah mengejar impian. Namun yang lebih susah mempertahankan yang ada,
karena walaupun tergenggam bisa terlepas juga. Ingatlah pada pepatah,
“Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang
kamu miliki saat ini”. Belajar menerima apa adanya dan berpikir positif.
Hidup bagaikan mimpi, seindah apapun, begitu bangun, semuanya sirna tak
berbekas. Rumah mewah bagai istana, harta benda yang tak terhitung,
kedudukan, dan jabatan yang luar biasa. Namun ketika nafas terakhir
tiba, sebatang jarum pun tak bisa dibawa pergi, sehelai benang pun tak
bisa dimiliki. Apalagi yang mau diperebutkan...??? Apalagi yang mau
disombongkan...??? Maka jalanilah hidup ini dengan keinsafan nurani.
Jangan terlalu perhitungan, jangan hanya mau menang sendiri. Jangan suka
menyakiti sesame, apalagi terhadap mereka yang berjasa bagi kita
Belajarlah !! Tiada hari tanpa kasih. Selalu berlapang dada dan
mengalah. Hidup ceria, bebas leluasa. Tak ada yang tak bisa diikhlaskan,
tak ada sakit hati yang tak bisa dimaafkan dan tak ada dendam yang tak
bisa terhapuskan
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar